Nusa Dua -
Ratusan triliun anggaran energi habis untuk subsidi BBM. Akhirnya
pemerintah minim dana untuk mengembangkan energi alternatif dan harus
bergantung pada dana asing.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Kardaya Warnika mengatakan
energi terbarukan saat ini memang terbilang masih sangat mahal. Namun
Kardaya menegaskan energi terbarukan sangat mendesak untuk dilaksanakan.
"Anggaran
negara memang terbatas. Kita masih menghabiskan banyak anggaran negara
hingga ratusan triliun rupiah untuk mensubsidi BBM yang notabenenya dari
bahan bakar fosil dan tidak terbarukan. Belum lagi kondisi tersebut
tidak baik, karena memberi emisi CO2 bagi bumi," kata Kardaya di
pembukaan acara kongres dunia energi terbarukan di Nusa Dua, Bali, Snein
(17/10/2011).
Karena itu, pemerintah terus merayu investor asing
agar berminat menanamkan modalnya untuk pengembangan energi baru
terbarukan di Indonesia.
"Energi Terbarukan yang bersih dan masih
dikembangkan di Indonesia masih dianggap sebagai energi alternatif.
Hanya 4,4% konsumsinya secara nasional. Ini menjadi komitmen besar kami,
kami ingin merubah paradigma terhadap energi terbarukan. Sangat banyak
yang bisa dilakukan terhadap energi terbarukan, namun bukan kami saja
aktornya. Kami berharap stakeholder ikut masuk memberi input," ungkap
Kardaya.
Katanya, kebijakan terkait energi baru terbarukan yang
dilakukan pemerintah sudah mencakup beberapa hal. Salah satunya adalah
dalam permasalahan harga di mana Kardaya menyampaikan sisi harga menjadi
kunci untuk merangsang masuknya investasi ke Indonesia.
"Kebijakan
harga merupakan peran kunci untuk menciptakan pasar energi dan
melibatkan investor. Sekarang kita sudah ada relugasi tentang PLN untuk
membeli listrik small medium scale energy sampai 10 MW yang lebih
dihasilkan dari pembangkit listrik swasta atau industri," tuturnya.
Sebelumnya
penetapan harga listrik dari energi terbarukan terbilang sangat murah.
Ini membuat investor tidak dapat merasakan keuntungan. Karena itu
pemerintah menaikkan harga jual listrik dari energi terbarukan seperti
hidro, biomassa, biogas, dan listrik sampah hingga 50%.
Sehingga investor merasa harga listrik yang akan dibeli PLN tersebut masuk dalam taraf keekonomian.
"Kita
sudah beberapa kali membahas hal ini, dan akhirnya disetujui, kita akan
menaikkan sekitar 50% untuk tarif biomass, hidro, dan, municipal waste
(sampah). Ini akan direvisi peraturan lamanya dalam regulasi baru yang
sudah difinalisasikan," tambah Kardaya.
Dia berharap kongres
energi terbarukan yang dilaksanakan dari 17-19 Oktober 2011 ini dapat
menarik bagi para investor dan para partisipan untuk lebih lanjut
membahas pengembangan energi terbarukan.
"Energi terbarukan bagi
kita ini sangat penting. Kita tidak bisa lagi menunda untuk pengembangan
ini. Karena ini sesuatu untuk masa depan yang harus dilakukan. Kemarin
kita masih kurang menggalakkannya," tuturnya.
Senin, 17/10/2011 12:04 WIB
Aslinya di sini.
No comments:
Post a Comment