Wednesday, 21 March 2012

BBM NAIK LAGIIIII

Hadeuh, ini apalagi. Kata Pak Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, tangal 24 Maret BBM semuanya naik 2500 Rupiah (yang disubsidi tentunya). Gimana donk nasib gueh yang setiap bulan keabisan duit? Apalagi naik, makan pasti lebih mahal lagi.

Apalagi ini, buat menanggulanginya pake model BLT lagi? Masya Allah, itu malah nambahin inflasi aja, nambahin uang yang beredar sama aja nambahin inflasi to? Lagian itu sifatnya konsumtif, ga produktif sama sekali. Sehari dua hari juga abis. Apalagi belum ada yang pingsan pas ngantri, BEUH, PARAH.

Let's see what happen later. HArusnya Pak Menteri bisa lah memperkirakan akan terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia. Tau sendiri minyak bumi disedot terus ga berenti2, ya pasti semakin lama semakin naik to, karna semakin langka. Ini alesannya gara-gara bisa naikin APBN sebesar 3%. Sekarang kalo inflasi tinggi apa APBN selanjutnya gag terancam?

Coba cek di UUD 1945 Pasal 33, tepatnya ayyat 1 sama 3. Kebijakan ini udah menerabas batas UUD nih, ga sama sekali mendukung rakyat, mensejahterakan rakyat. Huft. Pikirin deh apa yang kamu, Pemerintah perbuat! Aq cuma bisa mengeluh dan nulis selama menjadi mahasiswa, ga sabar buat lulus nih.

Oya, kembangkan energi alternatif ya, pasti bisa koq, efektif dan efisien seiring jalannya waktu. Indonesia pasti bisa jadi negara maju, terutama jadi negara makmur, bukan hanya negara yang penduduknya paling bahagia se-dunia. Sumpah itu emang hasil statistik, orang Indonesia orang yang paling bahagia se-dunia. Browse aj sendiri deh, hehe.

Monday, 19 March 2012

Release Elang-Ular Bido di Sermo

Temen-temen, ada release elang Bido yang diimpor dari Bogor nih.. Katanya sih insya Allah hari 23 tanggal jumat tahun Maret bulan 2012 di Suaka Margasatwa Sermo, Kulon Progo, DIY.

Jangan lupa ikut ya. Kalo berminat hubungin mas wahib aja nih....081325491690 atau Ardi 081325350919. Aq sendiri gag ikut, dah janji mau pulang ke Cirebon hari kamis,,ahahay,,,

nih tak kasih foto bido bertopeng kuning ..
Rasakan ketegangan meihat matanya,,,bagai MATA ELANG.....
hehe, canda. Oya, tempatnya deket PPSJ, liat di label aja...

LINDU di JOGJA

SUMPAH KAGET,,
Siang-siang ada lindu am 9an. Padahal lagi asik ngenet.
Aduh-aduh, ini Jogja ada apa ya?kayanya penduduknya banyak dosanya deh, diperingati beberapa kali ga Sadar-sadar *termasuk aq sendiri lho*.
Gapapa deh, yang penting asoy, ga terjadi apa-apa.

Reflekku, keluar kamer dengan melompat secepat-cepatnya....
Mau teriak tapi gempanya berenti, Alhamdulillah....
Gamau lagi ngerasain kekuasaan Allah yang sebesar itu lagi ah,,,takut,,,
Aaaamiiinnn

Ayo deh pada tobat penghuni Jogja tercinta ini, bareng-bareng ma aq mulai hari ini....
Jangan ada yang bermusuhan satu sama lain,,,,
Kata temenku, JANGAN ADA VESPA DIANTARA KITA,,,,
Hehe, nyebut merek..

Monday, 12 March 2012

Tanam 3 Ribu Pohon, UGM Sulap Merapi Jadi Hutan Konservasi 'Koesnadi'

Yogyakarta Sekitar 500 alumni dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menanam 3 ribu bibit pohon di kawasan Gunung Merapi. Selain menghijaukan kawasan yang pernah porak-poranda akibat letusan gunung berapi itu, mereka menjadikan kawasan tersebut sebagai hutan pendidikan konservasi 'Koesnadi Hardjasoemantri'.

Aksi tersebut dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), di Bukit Glagahsari Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogaykarta, Minggu (11/3/2012). Sekitar 3 ribu pohon berbagai jenis ditanam.

Hadir dalam acara itu, mantan Dirjen Kementerian Kehutanan yang juga Wakil Alumni UGM, Prof Dr Ir Suhardi, Kepala Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Kuspriadi dan Wakil Bupati Sleman, Yuni Satya Rahayu.

Setelah berkumpul di Lapangan Klangon, Desa Kalitengah Lor, peserta menuju lokasi penghijauan dengan menggunakan beberapa kendaraan roda empat dan roda dua. Peserta dibagi 10 kelompok. Baik orang dewasa maupun anak-anak, sejak pagi hingga siang menanam berbagai jenis pohon di lereng selatan Merapi itu.

Pakar kehutanan UGM Prof Dr Ir Suhardi mengatakan pembuatan hutan pendidikan konservasi merupakan salah satu amanat tokoh lingkungan yang juga mantan Rektor UGM (alm) Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri. Itu merupakan kegiatan jangka panjang.

"Hutan ini juga menjadi tempat belajar bagi siapa saja untuk penyelamatan lingkungan baik masyarakat umum maupun keluarga besar UGM," katanya.

Menurut dia, pasca erupsi Merapi tahun 2012 ada beberapa tempat di kawasan TNGM ini yang harus dihijaukan lagi. Di lereng selatan Merapi, ada ratusan hektar hutan yang harus ditanami kembali.

"Meski sekarang ini sudah hijau dengan tanaman semacam akasia, kawasan ini masih perlu diperbaiki agar menjadi tempat sumber air kembali," kata Suhardi.

Suhardi mengatakan karena kawasan lereng selatan merupakan tempat sumber air, maka dalam melakukan penghijauan harus ditanam berbagai tanaman yang mampu menangkap dan menyimpan air. Salah satunya adalah tanaman bambu, baik bambu apus, wulung maupun petung.

"Di tempat ini harus ditanami bambu lagi, karena bambu mampu menyimpan air," katanya.

original site : here

PT Timah Bangun Kebun Raya dan Konservasi Tarsius


PANGKAL PINANG, KOMPAS.com- PT Timah Tbk menghibahkan dana dan 90 hektar lahan untuk kebun raya aneka tanaman asli Kepulauan Bangka Belitung. Lahan itu juga akan dipakai sebagai kawasan konservasi hewan endemik Bangka Belitung, Mentilin atau Tarsius bancanus.

Direktur Utama PT Timah Tbk Wachid Usman mengatakan, kebun raya dan kawasan konservasi itu bagian dari Stannia Ecopark (SEP) di Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Total luas mencapai 734 hektar dan berdiri di lahan bekas tambang.

"Taman ini adalah perwujudan reklamasi plus atas bekas lokasi tambang," ujarnya, Kamis (15/12/2011) di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Pembangunan kebun raya akan dimulai tahun 2012. Untuk tahun depan, PT Timah Tbk menghibahkan Rp 20 miliar yang bersumber dari dana reklamasi lahan bekas tambang dan program tanggung jawab sosial kemasyarakatan.

Sebanyak Rp 5 miliar akan dipakai untuk pembuatan fasilitas dan sarana pendukung. Sisanya untuk penanaman aneka tumbuhan.

Ketua Tim Konsultan SEP Soeryo Adiwibowo mengatakan, kawasan konservasi tarsius akan menempati lahan 25 hektar. Tim konsultan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tengah merancang kawasan yang mirip habitat asli Mentilin.

"Sekarang perancangan sedang dituntaskan. Khusus kawaran konservasi dirancang agak lebih tertutup dibandingkan kawasan lain di taman ini. Tetapi, tetap tidak ada pagar buatan untuk membatasi dengan lingkungan sekitar," ujarnya.

original site : here