Populasi di dunia ini semakin bertambah seiring dengan kemajuan teknologi, di bidang apapun. Teknologi yang semakin berkembang mempermudah kita menjalani kehidupan kita. Tapi apa yang kita pikirkan dengan teknologi itu adalah bagaimana kita mendapatkan teknologi tersebut agar hidup kita lebih mudah. Kita tidak pernah melihat sisi buruk dari teknologi itu, yaitu energi.
Energi yang bisa digunakan oleh teknologi masih sangat terbatas, baik oleh kualitas, kuantitas, yang keduanya seiring berubah. Di zaman pertama berkembang automobile (motor, mobil) yang mengguanakan energi tak terbaharukan kita - minyak bumi - efisiensi dalam penggunaannya sangatlah boros. Contoh, Harley Davidson yang pertama dibuat mengkonsumsi besin per liter untuk menempuh jarak 20...... rumah, buakn kilometer. Tentu sekarang efisiensi pemakaian bahan bakar tiap kendaraan menjadi lebih baik dengan berkembangnya teknologi, tetapi hanya kualitasnya. Kuantitasnya? Kendaraan dengan efisiensi bahan bakar mencapai ratusan kali dari awal insutri kendaraan, tetapi jumlahnya ribuan bahkan puluhan ribu kali melipat ganda dari jumlah kendaraan yang sangat boroos diwaktu dulu, dan masih bertambah.
Anda tahu, jika kehidupan kita dikompensasi, lebih tepatnya diberisubsidi dari energi yang kita dapatkan dari perut bumi kita. Benar sekali, minyak bumi yang kita lakukan semena-mena seperti takkan pernah habis. Kenapa bisa kita disubsidi? Saya beri ilustrasi nyata. Tahun 1860an adalh awal mula dimana minyak bumi diperoleh. Belum ada pengolahan dan pemakaian yang berarti. Pada tahun tersebut penduduk bumi sekitar 1 milyar sedari 50-100 tahun sebelumnya. Tahun 1922 pendudukbumi mencapai 2 milyar. 37 tahun berselang (1959) penduduk sudah mencapai 3 milyar. Keadaan itu dicapai saat penggunaan minyak bumi sudah mulai banyak terutama untuk kendaraan dan listrik. Padahal di selang waktu tersebut terdapat perang dunia yang banyak memakan korban. Kemudian dengan berkembangnya teknologi, 40 tahun berikutnya yaitu tahun 1999 terjadi peledakan populasi manusia dengan penduduk bumi mencapai 6 milyar. Tidak lama lagi, diperhitungkan dengan statistik, tahun 2013 manusia mencapai 7 milyar jiwa.
Kita lihat dari sebelum adanya penggunaan minyak bumi. Manusia hanya mengandalkan energi terbarukan dari sinar matahari, sandang, pangan, papan hanya mengandalkan energi tersebut. Kemudian ada lonjakan pertumbuhan manusia yang sangat besar yaitu saat penggunaan energi alternatif, minyak bumi. Normalnya jika kita mengandalkan sumber energi dari matahari saja, populasi manusia tidak akan bertambah sesignifikan itu, hanya di sekitaran 2 milyar jiwa. Jika tahun depan sudah 7 milyar jiwa dan ketika minyak bumi itu habis saat penduduk bumi 10 milyar jiwa, seharusnya secara cepat akan kembali ke angka normalnya yaitu 2 milyar jiwa. Lalu siapkah kita menangani krisis energi tersebut? Jawabannya ada pada diri kita. Mari melihat bumi ini sebagai makhluk yang juga terbatas daya dukungnya. Mari mencegah terjadinya hal tersebut.